Amarah Langit Tua
Karya : Fitrani
Hanindya N.
Hamparan
awan
Berbentuk
kapas yang menghitam
Membungkus
langit yang semakin tua
Dan
membuatnya
Menjadi tokoh
antagonis
Suaranya terdengar menggelegar
Dengan sorotan lampu
Menyilaukan mata
Bagi penduduk bumi
Rintihan
kesakitan
Dan kekecewaan
Jatuh begitu
derasnya
Bagiakan
amarah
Yang sangat
menakutkan
Tanah tak mampu lagi menyerapnya
Hingga air penuh kecoklatan
Menghias sepanjang jalan
kota kecil tempat tinggalku
Kini..
Bangunan
telah merebut keindahan alam
Bangunan
telah merebut keramahan alam
Bangunan
telah merebut hak alam
Pantas saja
langit tua itu mengeluarkan semua
amarahnya
Dalam sebuah drama
Yang sangat menakutkan
Sebagai surat peringatan
Bagi penduduk bumi
Karena bumi yang menua
Tak pernah bosan
untuk melakukan tugasnya
Demi jutaan
makhluk yang menanti
Hingga ia
lupa
Akan
tubuhnya yang semakin merapuh
Ribuan tamparan
ke-egoisan manusia bumi
Kerapkali menyakiti tubuh rentanya
Namun, tidak untuk rasa cintanya
Ya.. rasa cinta untuk makhluk di
dalamnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar