Selasa, 15 Agustus 2017

Artikel perpustakaan

DUNIA BUKU IMIPIAN

Dunia buku atau yang lebih dikenal dengan istilah Perpustakaan adalah sebuah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi bagi para pemustaka. Perpustakaan merupakan bagian dari proses pendidikan dan juga pembelajaran. Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabila perpustakaan terus dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai jenis teknologi yang semakin maju.
Dalam tahap perkembangan perpustakaan yang ada di Indonesia, baik yang berasal dari tingkat daerah hingga tingkat pusat, terdapat berbagai jenis perpustakaan yang telah dikenal oleh kalangan masyarakat, diantaranya yaitu perpustakaan daerah, perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah yang akan dibahas dalam artikel ini.
Pepustakaan sekolah merupakan bagian yang tidak dapat terlepas dari seorang siswa, karena perpustakaan sekolah memiliki peranan penting bagi siswa dalam menambah wawasan pengetahuan yang begitu beragam. Namun, saat ini perpustakaan sekolah masih dipandang rendah oleh berbagai pihak, walaupun banyak kata pemanis yang mengidentifikasikan bahwa perpustakaan adalah jendela dunia akan tetapi jarang sekali merelisasikan dalam kenyataan yang ada. Hal tersebut menyebabkan perpustakaan sulit untuk berkembang dengan lebih baik dan sebagian siswa akan merasakan kejenuhan selama mengunjugi perpustakaan.
Berbagai alasan untuk tidak mengunjungi perpustakaan sekolah timbul akibat pelayanan yang kurang memuaskan. Pelayanan tersebut menyangkut tidak adanya anggaran dari sekolah untuk perpustakaan, ruang perpustakaan yang semata – mata hanya dijadikan gudang buku, sumber daya manusia atau pustakawan yang melayani pemustaka tidak memiliki latar belakang ilmu perpustakaan, tidak meratanya pelaksanaan kewenangan antara guru dan pustakawan dalam proses pengelolaan perpustakaan. Keterbatasan sarana prasarana perpustakaan dan koleksi, serta buruknya manajemen pengelolaan perpustakaan sekolah semakin membuat siswa merasa enggan untuk mengunjungi perpustakaan sekolah. Keadaan tersebut menyebabkan perpustakaan sekolah hanya berperan sebagai pelengkap pendidikan yang tidak memiliki kemampuan dalam menjembatani proses pengiriman ilmu pengetahuan kepada pemustaka.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah tidak hanya digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa dan guru dalam menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, semua bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, dengan cara mempertimbangkan kurikulum sekolah saat penggandaan buku pustaka.
Dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah, tentu saja mempunyai beberapa tujuan yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik, antara lain yaitu mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor kehidupan. Selain itu, perpustakaan sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan minat dalam mencari dan mengelolah serta memanfaatkan informasi, mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan bacaan secara tepat, meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri, memupuk minat dan bakat, serta mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi  dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri. Dengan demikian, tujuan secara umum diselenggarakan perpustakan sekolah bukan sekedar menyimpan dan mengumpulkan bahan pustaka akan tetapi perpustakaan sekolah diharapkan mampu mengembangkan daya pikir dan hasil membaca siswa yang diperoleh dari bahan pustaka di perpustakaan.
Adanya kehadiran perpustakaan di sekolah beserta koleksinya diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Khususnya melalui penambahan pengetahuan bagi guru dan siswa yang ada di sekolah tersebut. Beberapa manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah  merangsang minat membaca baik pada guru dan siswa. Karena membaca adalah sumber pengetahuan yang paling besar. Dari membaca, seseorang bisa mendapatkan informasi yang barangkali belum pernah dilihat atau didengarnya secara lengkap dan akurat.
Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan perpustakaan. Manfaat tersebut dapat dicapai apabila adanya keselarasan antara penyelenggaraan perpustakaan dengan tujuan yang ada. Manfaat diselenggarakannya perpustakaan sekolah yaitu dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca, memperkaya pengalaman belajar siswa, menanamkan kebiasaan balajar mandiri kepada siswa, mempercepat proses penguasaan teknik membaca, membantu perkembangan kecepatan berbahasa, serta mempermudah siswa dalam menyelesaikan tugas sekolah. Selain itu, perpustakaan sekolah dapat membantu guru dalam menemukan sumber pengajaran, dan mempermudah siswa, guru maupun staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.
Bafadal (2009 : 6) menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar, karena kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain  yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah memiliki fungsi dalam pelaksanaannya. Fungsi perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2009 : 6) adalah sebagai berikut :
a.  Fungsi Edukatif
Segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di  kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.
b.  Fungsi Informatif
Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat memberikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.
c.  Fungsi Rekreasi
Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap untuk memenuhi kebutuhan sebagian warga sekolah akan hiburan intelektual.
d.  Fungsi Riset dan Penelitian
Koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
            Perpustakaan sekolah akan terselenggara dengan baik apabila kegiatan utama dari perpustakaan dapat terlaksana dengan baik. Yusuf dan Suhendar (2007 : 7) menyebutkan bahwa terdapat tiga kegiatan utama dari perpustakaan sekolah, yaitu kegiatan penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan segala  macam informasi pendidikan kepada para siswa, dan guru. Tiga Kegiatan utama dari perpustakaan sekolah yaitu sebagai berikut :
1.      Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan  membina secara terus menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti buku, majalah, surat kabar dan jenis koleksi lainnya.
2.      Mengolah sumber informasi yang telah disebutkan pada nomor 1 dengan menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke perpustakaan sekolah sampai kepada siapa untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini  antara lain meliputi pekerjaan penginventarisasian, pengklasifikasian atau penggolongan koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan alat pinjam dan lain-lain.
3.      Menyebarluaskan informasi atau bahan-bahan pustaka  kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu sama lain. Hal yang berkaitan dalam kegiatan ini adalah pelayanan referensi dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan sebagainya termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari informasi yang berkaitan dengan bidang minatnya.
Pelayanan  didefinisikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang  dapat ditawarkan oleh suatu  pihak kepada pihak lain, hal tersebut pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Dengan demikian, jika pelayanan yang diberikan melebihi dari yang diharapkan oleh para pemustaka, mereka akan merasa sangat puas.  Jika pelayanan yang diberikan perpustakaan sama dengan yang diharapkan oleh para pemustaka mereka akan puas. Sebaliknya jika layanan yang diberikan tidak sesuai atau bahkan dibawah harapan para pemustaka, maka mereka akan merasa tidak puas atau bahkan sangat tidak puas.
Pelayanan perpustakaan sekolah merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan dari terselenggaranya sebuah perpustakaan. Hal tersebut disebabkan karena bagian tersebut berhubungan langsung dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas yang ada di perpustakaan. Pelayanan merupakan hal terpenting dalam suatu perpustakaan, karena setiap pemberian jasa kepada pengguna harus melalui layanan sehingga kebutuhan informasinya dapat terpenuhi. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 pasal 14 tentang layanan perpustakaan menyebutkan bahwa : 
1.      Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka. 
2.      Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan. 
3.      Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
4.      Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. 
5.      Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka. 
6.      Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan.
7.      Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika. 
Menurut Bafadal (2011:124-149) terdapat dua macam pelayanan perpustakaan yang berkaitan dengan pelayanan pembaca, yakni pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi. Pelayanan sirkulasi meliputi peminjaman buku, pengembalian buku, dan statistik pengunjung atau peminjam. Sedangkan pelayanan referensi mencakup pelayanan informasi dan pelayanan pemberian bimbingan belajar.
Setiap pemustaka mepunyai hal yang berbeda dalam memahami, merasakan dan menilai tentang kualitas layanan pada perpustakaan. Menurut Saputro (2009: 18) terdapat beberapa hal yang sama berkaitan kualitas layanan perpustakaan yang diharapkan pemustaka, yaitu pemustaka mengharapkan kenyamanan dalam menggunakan seluruh layanan perpustakaan, pemustaka mengharapkan koleksi yang tersedia memenuhi kebutuhannya, pemustaka mengharapkan sikap yang ramah, bersahabat dan responsif dari petugas, Pemustaka mengharapkan perpustakaan memiliki akses internet yang cepat.
Layanan perpustakaan pada umumnya ditujukan untuk memberi kepuasan dan rasa nyaman kepada para pemustaka yaitu siswa maupun guru. Oleh karena itu, pustakawan disarankan untuk menambah pengetahuan dalam bidangnya agar dapat memberikan pelayanan maksimal dan berkualitas bagi para pemustaka sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.
Untuk mewujudkan perpustakaan sekolah sebagai dunia buku yang menarik minat para siswa maupun guru , hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain yatu :
1. Lokasi dan ruang perpustakaan
Untuk mewujudkan perpustakaan yang baik, maka lokasi dan ruangnya harus startegis, dalam arti mudah terjangkau oleh para pemustaka, baik oleh siswa, maupun guru. Jika memungkinkan, lokasi tidak terletak di lantai atas, karna akan mengakibatkan para siswa maupun guru merasa enggan untuk mengunjunginya. Faktor kebisingan harus diminimalkan. Selain itu pencahayaan diusahakan baik dan cukup, baik melalui jendela maupun lampu penerangan serta ukuran ruang harus cukup untuk menampung koleksi buku, fiksi dan nonfiksi serta jumlah pengunjung.
2. Koleksi materi perpustakaan
Koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan dengan keadaan sekolah, jumlah siswa, kemampuan sekolah, kebutuhan para penggunanya baik guru maupun siswa. Perkembangan koleksi yang terus menerus merupakan keharusan untuk menjamin pemustaka memperoleh pilihan terhadap materi baru yang dapat memperluas wawasan.
Tenaga perpustakaan harus bekerjasama dengan administrator dan staf lain agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama. Koleksi buku harus sesuai dan hendaknya menyediakan sejumlah buku secara memadai bagai pemustaka. Selan itu, buku yang dikoleksi haruslah beragam jenisnya karena pemustaka juga membutuhkan bacaan hiburan seperti majalah, kumpulan cerpen, komik, atau buku teka teki silang, kaset video, dan lain-lain yang dapat menghibur dan mengurangi kepenatan pemustaka. Pemilihan materi tersebut harus memiliki kerjasama antara pengurus perpustakaan dengan para siswa maupun guru selaku pemustaka.
3. Sarana pendukung perputakaan sekolah yang ideal. Sumber daya elektronik
Sumber informasi elektronik harus mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya pemustaka. Sumber daya elektronik hendaknya meliputi akses internet, pangkalan data referensi khusus dan teks lengkap, serta beragam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebut hendaknya dapat diperoleh dalam bentuk CD-ROM dan DVD.
Sistim katalog perpustakaan juga memiliki peranan penting yang dapat diterapkan untuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi perpustakaan sesuai dengan standar bibliografis nasional dan internasional. Hal tersebut memungkinkan perpustakaan memasuki jaringan yang lebih luas.
4. Pelayanan Sistem Automasi
Pekerjaan administrasi dalam perpustakaan yang ideal sudah harus dikerjakan dengan komputer. Istilah lainnya adalah sistem automasi. Sistem automasi diartikan sebagai sebuah sistem yang merangkai secara terpasang (online) setiap jenis kegiatan di perpustakaan sehingga komputer menghasilkan informasi yang bersifat serta merta. Sehingga, pemakai dapat memperoleh informasi tentang keberadaan sebuah buku apakah di rak atau di tangan peminjam. Sistem automasi yang utuh juga berarti bahwa data terpusat di satu tempat (file server) yang dapat dimanfaatkan melalui terminal-terminal secara serentak.
5. Tenaga Perpustakaan
Tenaga perpustakaan sekolah yang ideal haruslah berkualifikasi (minimal D2, D3 atau S1) dan profesional. Mereka harus berasal dari lulusan ilmu perpustakaan sehingga layak disebut pustakawan atau ahli perpustakaan. Karena saat ini merupakan era teknologi informasi dan komunikasi, maka pengoperasian komputer harus sudah menjadi menu sehari-hari.
6. Minta baca pemustaka
Perpustakaan sekolah yang ideal tentu ramai dikunjungi sisawa maupun guru, baik untuk kepentingan peminjaman dan pengembalian buku, maupun kepentingan lainnya seperti untuk belajar, bermain internet, mengerjakan tugas, atau untuk kegiatan belajar mengajar bersama guru maple. Untuk menumbuhkan minat baca pemustaka, maka perpustakaan harus dapat dikembangkan sebaik mungkin sesuai dengan harapan pemustaka.
Agar pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi dapat berjalan dengan lancar dan teratur, maka perlu dibuat peraturan berupa tata tertib sehingga dapat dijadikan pegangan maupun pedoman oleh pengunjung maupun petugas perpustakaan sekolah. Tata tertib sebaiknya dibuat oleh panitia khusus yang melibatkan kepala sekolah, guru, panitia perpustakaan, dan segenap petugas perpustakaan sekolah. Tata tertib tersebut harus dibuat secara singkat, jelas dan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua pengunjung. Masalah – masalah yang harus dicantumkan dalam tata tertib meliputi sifat dan status perpustakaan sekolah, keanggotaan perpustakaan sekolah, bahan-bahan pustaka yang tersedia, sanksi dan hukuman bagi pelanggar, iuran bagi setiap anggota, sistem penyelenggaraan, serta waktu pelayanan atau jam buka.
Perpustakaan sekolah sudah seharusnya menjadi dunia buku bagi para pemustaka. Dunia buku yang dimaksud yaitu dunia buku yang dapat menumbuhkan imajinasi impian pemustaka, sehingga pemustaka merasa nyaman saat mengunjungi perpustakaan. Untuk mewujudkan dunia buku yang menarik, perpustakaan harus dapat mewujudkan semua harapan pemustaka dengan memperhatikan tujuan dan fungsi dari perpustakaan itu sendiri.




Nama : Fitrani Hanindya N.

SMA N 2 Purwokerto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar